11 Mei 2009

Cerita Pendek Pertama - Ketidaktahuan

ngga mau komentar apa-apa ^^;
saya bikin cerita pendek ini gara-gara mendengar sesuatu ^^;
Beneran loh, pas pertama kali denger seseorang ngomong tentang hal ini tentang orang laen buat pertama kalinya sepanjang yang saya inget *halah*, bener-bener rasanya kaia ada yang nyangkut di hati itu >>;;
Terdorong untuk menulis >>;;
Tolong diambil baiknya dan dilupakan jeleknya, meskipun kaianya susah soalnya cerita ini jelek skali D:
Sori juga buat judulnya yang jadul. oTL
Sori juga buat paragrafna yang ga sesuai sama ajaran guru, soalna model yang kaia gini paling aman kalo dibuat copy-paste... D:
Saya ga ngetik langsung di blognya sih ya... pake notpet dulu D:
yak...

---------------------------------------------------------
Ketidaktahuan.

Hari ini Hari Rabu. Aku benar-benar tidak mau pergi ke sekolah. Kini, aku, di sana, tidak memenuhi otak dengan pelajaran, tapi memenuhi telinga dengan omongan. Gosip, curhat, rasa marah, hiperbolik -intinya apa saja yang bisa memenuhi kedua telingaku. Kata-kata itu datang dari sahabatku yang sepertinya setiap hari -atau setiap detik, kalau perlu- mempunyai masalah yang lebih bervariasi dari sinetron-sinetron yang ditonton ibuku tiap malam senin sampai jum'at. Aku ingin libur hari ini, tapi tidak mungkin. Orang tuaku tidak akan menerima alasanku. Dan akhirnya, aku berangkat sekolah.

Aku berjalan dengan gontai dan malas ke dalam kelas. Masih banyak bangku yang kosong. Aku menjadi bimbang. Ada dua pilihan:
satu. Tempat yang strategis, di tengah bangku bangku yang lain. Kebisingannya mungkin akan membuatku tidak mendengar curhat-curhat yang pola bahasanya sama melulu itu. Tapi, mungkin saja bukan hanya kata-kata si sahabat yang memenuhi kupingku, tapi juga dari anak lain di sekitar.
dua. Tempat nun jauh di pojok kelas, tidak gelap, tapi tidak ada ruang untuk berbicara dengan anak lain. Tempat yang selalu dimiliki oleh siapapun yang terakhir datang. Si sahabat tidak akan duduk di sana, tapi siapa tahu? Mungkin saja dia mau duduk di sana, hanya demi kata - kata yang tidak akan kuingat keesokan harinya.

Belum sempat aku memilih, si sahabat datang. Dia memintaku -tepatnya memaksaku- duduk di sampingnya, di salah satu dari beberapa bangku yang strategis itu. Tak lama kemudian, bel berbunyi.

"Lo tau? Tadi dia dateng ke gue loh. Tanya tanya macem - macem. Emang dia siapa gitu?" si sahabat sudah mulai bercerita.

Memang kamu juga siapa, pikirku.

"Padahal dia kan ngga tau hubungan gue ma cowo itu."

Kamu juga tidak tahu perasaanku, batinku.

"Ngga berperasaan banget gitu! Nyebelin pokoknya!"

Kamu juga tidak berperasaan, pikirku lagi.

"Trus jadinya dia..." Kata-katanya sudah tidak kudengar lagi. Aku menyapu pandanganku ke sekeliling kelas. Mataku tertuju pada salah seorang anak dengan wajah yang cerah -untungnya dia tidak terlalu silau untuk dilihat. Dialah si bebas, seseorang yang membuatku iri. Dia kelihatan memaksa teman yang duduk di sampingnya untuk menceritakan rahasianya.

Dia memang tidak tahu apa-apa soal rahasia apapun. Tapi itu juga membuatnya tidak pernah dihujani omongan, membuatnya bisa berlari - lari bebas tanpa harus membawa payung -kalau kata-kata memang seperti air, tentunya. Sementara aku, di sini, setengah mendengarkan curhat si sahabat, sudah jenuh dan bosan. Semua orang punya rasa lelah, dan begitu juga aku. Kini aku sudah lelah.

Aku ingin menjadi si bebas, sebentar saja.

Kalau anak yang lain ingin mengetahui segala macam rahasia -dari yang pahit, sampai yang manis, atau kalau perlu yang hambar juga- aku hanya ingin tidak tahu. Menjadi tidak tahu itu akan sangat menyenangkan. Meskipun orang bilang itu berarti melarikan diri, tapi kurasa itu lebih baik daripada tidak bisa berlari.

Aku menoleh ke si sahabat dan memberinya isyarat untuk diam. Untuk hari ini saja, kalau dia bisa. Tapi kurasa tidak...

---------------------------------------------------------

Jelek amad. ==;
Pendek pula ==;
Sementara kedua cerpen yang wajib dikerjain malah belon dikerjain ==;
Habis kalo nulis ga berdasarkan keinginan ga bisa sih... D:
err... dijadiin bahan introspeksi sama inspirasi kalo bisa ya D:
Udah susah-susah dibikinin tuh D:
*dilemparin buku b.i*
...
GILA SAYA BARU INGET KALO PERPISAHAN SEBENTAR LAGI.
DAN DETLAIN EKSIS PASTI LEBIH SEBENTAR LAGI.
WADUH BELON SEMUA.
OMG D:

Btw Nyai ngapain bikin angket ya?
Untung pas ditanyain 'apa yang bikin kamu suka blablabla' saya ga jadi pake MO >>;;
Tapi yang satunya lagi... >>;;
Sa...saya takut dihajar D: Ntar dibilang perv dsb dst dkk *padahal emang* D:
Semoga tidak ada yang sadar oTL
wah ga jelas.

Apalagi saya takut dibilang lebay ato Japanese freak ato bersekutu dengan mantan musuh ato gimana oTL *wah pelajaran sejarah*
PADAHAL KALO EMANG GA DIKASIH ANGKET ITU SAYA JUGA GA BAKAL RIBUT DAN LEBAII SOAL PENJAJAH TIGA SETENGAH TAUN ITU *PAS DIKASIH ANGKET JUGA GA RIBUT C*
*tidak bermaksud mengejek. Anak jujur disayang Tuhan*
*dilempar shuriken*
*dibelah jadi dua pake katana*
Padahal saya kan Javanese 100% TEnese 200% Pervinese 300% Drawinese 400%
*WTF?*

Wah ga jelas.

Udah gitu aja.

Dibaca yaaaaaa m( _ _ )m





Salam Hangat,

Fakely Mir yang tahu bahwa dia bodoh 500%

1 komentar:

~Runni mengatakan...

heya, dah aye baca ^^